Dalam hidup ini memang ada sebuah istilah yang mengatakan
dimana “wanita yang kuat tidak akan menceritakan masalahnya kepada semua orang.
Ia hanya akan berbagi kepada orang-orang yang perduli dengannya.”
Ada satu cerita, dimana wanita itu dikenal sebagai wanita
yang sangat kuat. Bukan hanya orang saja yang beranggapan seperti itu, dirinya
sendiri pun sangat menyadari hal tersebut. Dirinya sendiri sangat mengetahui
kalau tidak ada satupun yang dapat menjatuhkan dirinya, sekalipun dunia tengah
runtuh, ia tetap akan berdiri tegar dan tersenyum. Tidak berpura-pura, itu
karna dirinya sangat kuat.
Tentu ada alasan dimana dirinya bisa begitu sangat tegar. Teman-teman,
sahabat, keluarga, dan sejuta pasang mata dan sejuta hati banyak yang sayang
kepadanya. Banyak pembelaan yang mampu membuatnya bertahan dari apapun.
Berarti apakah ia sebenarnya orang yang pengecut? Tidak. Ia berani
untuk menghadapi apapun. Ataukah sebenarnya ia tidak sadar bila dirinya adalah
seorang pengecut? Tidak ada yang tahu. Tidak dengan orang lain. Tidak pula
dengan dirinya sendiri.
Suatu ketika ia mencintai seseorang yang sangat hebat. Sangat
rupawan. Sangat dihormati oleh banyak orang. Sangat dipuja. Dikelilingi oleh
banyak teman. Seketika wanita ini sangat tertarik ingin mencoba untuk menyentuh
hidup pria hebat itu. Ia yakin pria itu memiliki hati yang sangat lembut. Yang akan
dengan mudah dapat ia sentuh dengan ketulusannya.
Menyenangkan, karna ketika wanita itu mengatakan pada seluruh
dunia, tidak perduli perbedaan kasta, perbedaan keyakinan, seluruh dunia ikut
berseru dan berdoa untuknya. bagai mendapat ribuan pelukan hangat wanita itu
tidak ada henti-hentinya mendapatkan semangat dari sekian banyak orang yang
mendukungnya. Memberi keyakinan padanya untuk menyentuh hidup pria itu.
Dengan ketulusan yang begitu banyak, wanita itu semakin
mencintai pria itu. Segala hal ia lakukan. Ia lakukan untuk mempersiapkan hati
dan mempersiapkan sesuatu yang kiranya dapat membahagiakan pria itu. Walaupun ada
sedikit, sangat sedikit, yang menyuruhnya untuk mundur. Tapi itu semua tidak
ada apa-apanya dibandingkan dengan banyaknya orang yang selalu menyemangatinya.
Dan ternyata, pria itu berhati dingin. Bukan untuk seluruh
dunia, namun untuk dirinya sendiri. Wanita itu berfikit “apakah lebih baik saya
menyerah saja?” lalu sambutan dari orang-orang yang menyayanginya terus berkata
untuk jangan menyerah. Cobalah dulu baru boleh mengucapkan kata menyerah. Wanita
itu tentu tidak mau menyerah. Ia yakin kalau ia cukup kuat untuk menghadapi
susahnya dan kerasnya hati pria tersebut. kalaupun akhirnya ia harus kalah, ia
tidak akan membenci pria itu. Dan ternyata memang nyatanya dan pada akhirnya,
segala usahanya, ia tetap menjadi orang yang kalah. Bukan karna pria itu
terlalu sempurna untuknya, tapi memang ada beberapa hal yang membuatnya tidak
bisa memiliki pria itu.
Wanita itu bersedih. Ia tidak malu untuk menunjukan
kesedihannya pada dunia. Tapi, tidak menceritakan pada dunia pun, seluruh orang
di dunianya langsung menyemangatinya. Menghibur. Dan terus memberikan kata-kata
yang mampu membuat hatinya hangat. Memberikan telinga yang mau mendengarkannya
kapanpun dan berapa lamapun. Dan wanita itu hanya menangis satu malam. Esok hari,
walaupun dengan hati yang masih amat mencintai dan terluka, ia tetap bisa
tertawa. Tidak di buat-buat. Tidak berpura-pura. Ia tertawa benar-benar di
dalam hatinya. Seluruh dunia tersenyum padanya. Memberikan kemenangan untuknya
yang tidak ternilai harganya. Dunianya memang runtuh seketika, tapi tidak
dengan dirinya.
No comments:
Post a Comment