Di sini aku berada, hanya berdiri di
sini, ketika apa yang aku ingin lakukan adalah hal yang dilarang. Aku menatap
bumi dari kejauhan. Ku lihat hamparan awan biru menggantung di langit luas. Menunggu
perintah Tuanku untuk menemani manusia kala mengakhiri waktunya. Aku hanya
diperbolehkan mengepakan sayap dan kemudian menapakan kaki ke bumi kala mendapatkan perintah dari Tuanku. Semua ku
lakukan berdasarkan perintah. Namun, tidak dengan hari ini. Tidak juga dengan
nanti.
Aku tak bisa menurut seperti biasanya
ketika ku tahu siapa yang harus ku temani hari ini. Aku sadar apa yang menjadi
keputusanku akan membuatku kehilangan segalanya. Aku tak akan bisa lagi terbang
bebas dan menikmati tiap air mata yang keluar dari sosok lemah tak berdaya di
bumi. Mungkin, sebentar lagi aku akan menjadi salah satu dari mereka. Sosok perasa
yang mudah mengeluarkan air mata.
Aku tahu aku berdosa. Tak ada pula
yang berani bertanya mengapa. Mereka hanya tahu yang ku lakukan adalah hal yang
terlarang. Dengan sengaja, ku biarkan dia hidup. Dia yang selalu ku pandangi
dari jauh. Dia yang ingin ku lihat hidupnya lebih lama lagi. Dia yang ku
biarkan menghirup udara dan berpijak lebih lama. Karena dia, satu-satunya
manusia yang mengingatkan aku bahwa aku masih punya rasa. Untuk pertama dan terakhir kalinya
aku lancang mengabaikan apa yang sudah menjadi kewajibanku. Aku…, malaikat maut yang tidak mau mematuhi
perintah tuannya.
-love, anye 1203-
No comments:
Post a Comment