Kina termenung saat memasuki ruang makan yang lengkap dengan
makan malam istimewa. Semua masih tertata begitu rapi. Namun terlihat jelas
jika semua makanan itu sudah tampak dingin. Ia melirik jam dinding
menunjukan pukul 11 malam.
Ia sendiri baru pulang dari bertemu dengan seseorang. Ingin rasanya
ia memakan semua makanan yang terlihat sia-sia ini. Seolah sudah tahu apa yang
terjadi, perlahan Kina duduk di salah satu kursi. Ada raut sedih dalam wajahnya
saat menatap makan malam yang ada di hadapannya ini. Makan malam yang terlihat
khusus diperuntukan dua orang tersebut pasti telah disiapkan Maminya dari sore
tadi. Tapi sayang, tampaknya Papi tidak pulang saat jam makan malam.
Kina bergerak perlahan menjauhi meja makan. Ingin rasanya ia
melihat keadaan Maminya saat ini. lalu, naiklah ia ke lantai dua. Rumah mewah
ini selalu tampak sepi. Dan hal ini pula yang membuat Kina tidak begitu
menyukai saat-saat berada di rumah.
Dibukanya perlahan pintu kamar Mami. Terlihat Mami yang
tengah tertidur di atas sebuah sofa panjang di dekat tempat tidur. Perlahan kakinya
melangkah mendekati Mami.
“Mi…” bisik Kina perlahan, “Tidurnya pindah ke tempat tidur,
ya.”
Mami membuka matanya cepat. Ia sedikit kaget. Sedikit malu
karna Kina mendapatinya tertidur dengan pakaian yang rapi. Kina pun berusaha
mengerti apa yang ada di pikiran Mami.
“Papi lagi ada meeting. Jadi pulang terlambat.”
Mami tersenyum kecut. “Kamu gak usah ngebela Papi kamu. Mami
sudah menduga jika Papi kamu saat ini sedang bersama kekasihnya.” Perlahan Mami
berjalan menuju tempat tidur. “Tapi Mami tak akan menyerah untuk mempertahankan
rumah tangga kami.”
Kina terdiam. Ia tak banyak bicara. Setelah mendapati Mami di
atas tempat tidur, ia pun langsung keluar kamar Mami. Ditutupnya perlahan pintu
kamar Mami. Terdiam.
Perlahan kakinya terasa lemas. Ia memang sedang menutupi apa
yang diperbuat oleh Papinya. Ia tahu betul dimana Papinya saat ini. Saat ia
berada di luar rumah tadi, ia pun sempat melihat Papi bersama wanita lain di
sebuah restaurant.
Kina menangis perlahan sambil menutup ke dua matanya. Dadanya
sakit. dalam hati ia berkata, “Maaf, Mi.
Maaf harus terus menutupi kesalahan Papi. Kina hanya merasa jika Kina sangat
mengerti perasaan Papi lebih dari Kina merasakan penderitaan Mami. Seolah Kina
merasa jika Kina adalah separuh dari Papi. Karna saat ini kekasih Kina adalah…
suami orang lain.”
No comments:
Post a Comment