Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Thursday, April 25, 2013

Good Luck, Capt!

         




        Untuk saat ini... aku tidak bisa menyimpulkan apa yang aku rasa. Dan kemungkinan besar, saat ini hanya ejaan yang mampu menerka rasa dalam kehampaan. Jiwa ini terlepas dari belenggu. Ya.. dari awal sang jiwa pun selalu berbisik pada asa jika belenggu tak akan bertahan lama kepadanya. Dan ia membuktikannya.Ketika hati sudah terlelah memilih-milih tuannya, dan membiarkan sang kapten memilih sesuka hati sementara ia diam menunggu. Bahkan sang logika pun ikut menerawakan kecil ketika sang hati mengadu lelah dan kemudian...

        Ah! Aku berteriaaaak! Aku tertawa sangaaaaaat keras! dan  sang hati hanya melirik pilu sembari mengecap, "Apa lagi kapten?" dengan sisa-sisa semangat yang tengah aku kumpulkan, ku bangun semua prajurit ku dalam istirahat mereka. Berteriak pada mereka, "Hi, my young ladies, lihat lah siapa yang ada di hadapan mu saat ini?"

         Ah! tidak ku bayangkan, mereka ikut berteriak.

      Awalnya aku pun hanya menunjukan pada mereka, tidak memerlukan rantaian kata untuk menjadi makanan telinga ku, dan lagi pula, sebenarnya aku hanya berani mengadu pada mata ini, tapi entah mengapa tiba-tiba saja teriakan tadi tersampaikan pada para prajurit setia ku.

        Dan kali ini, mereka tidak bertengkar. Hanya saja...

       Ah! bagaimana pun juga aku kapten yang tetap membutuhkan para prajuritnya. Tapi aku kapten, aku yang menentukan kemana akan berlayar. Lalu ku coba untuk melupa dan kembali diam. Dan sial! prajurit ku mengejakan kata pada ku. Diam-diam sang hati berkata, "Kapten, apa kabar dengan tuan yang satu itu?" lantas aku pun hanya bisa menyeringai tak mampu menjawab. Apa-apaan prajurit yang satu ini, bukankah ia yang selalu berteriak kelelahan dan ingin beristirahat? Mengapa lantas kemudian menggoda ku?

       Dan baru saja aku mencoba untuk mengatakan sesuatu padanya, tiba-tiba prajurit lain berteriak lantang, "Jalan terus Kapten!" Lantas aku terdiam, aku menunggu reaksi sang hati yang biasanya memang selalu menghentakan suara bila sang logika sudah berucap. 

       Dan aneh, dia tidak mengatakan apa? Justru malah tertawa sambil mengumpat dan kemudian mengadu pada Tuan dari segala Tuan nya. Lantas akan jadi apa ini? teriak ku membatin. Ku menoleh pada logika, ia pun hanya tersenyum yang entah mengapa bagaimana bisa aku menjadi bodoh ketika tiba-tiba saja tidak bisa mengartikan semyumnya kala itu. Ya, walaupun tak bisa ku pungkiri aku ingin. 

      "Aku netral, kapten." ujar logika kemudian. "Kemarin aku berhasil mengalahkan hati, tapi untuk kali ini, aku akan membiarkan kemauan hati. ku biarkan hati yang lebih banyak berbicara kepada mu. tapi jika sudah mulai tercium tak ada yang beres, aku akan segera melindungi mu dari segala ancaman yang ada." yaaaa, dia memang pelindung setia ku. Entah siapa yang menjadi kapten sebenarnya, haha. 

    Dan memang, kemudian si tuan itu mendekat, dan membawakan sesuatu untuk ku. Oh, tidak dia membawa seekor kupu-kupu yang kemudian langsung hinggap di dalam perut ku. Tapi rasanya bukan satu. Tunggu.. biarkan aku menghitungnya perlahan...

satu ... dua..
sepuluh... dua puluh...
ah tidak..
ratusan! seratus ... dua ratus ...
LEBIH! lalu ada berapa? ribuaaaan? jutaaan? milyaraaan...?

     Aku kebingungan. Lalu hati yang awalnya melegakan keputusan sang logika mendadak panik! Bagaimana bisa aku mengatasi semua ini jika prajurit ku yang satu panik yang satu entah ada dimana? Semua kupu-kupu itu menggelitik di dalam perut ku. Aku benar-benar tidak menyangka menjadi seperti ini.

    Namun dalam kepanikan, aku sempat menoleh pada hati yang sedari tadi merajuk ketakutan, namun aku salah, ia tidak takut, kini ku lihat ia terdiam semabri berucap pada Tuan dari segala Tuan nya. Ia mengeja perlahan, "Terimakasih, Tuhan."

    Aku saling melempar pandang dengan sang logika. Tak ku sangka prajurit ku yang satu ini rupanya mendengar juga. Entah siapa yang akan berucap terlebih dahulu. Lantas, tak lama, ia berkata dengan raut tenang, "Good luck, kapten!"

:) :) :) :) :) :) :)



No comments:

Post a Comment