Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Monday, January 21, 2013

Waktu kita tidak bersama


Terdiam kita menyimpan beribu bahasa. Menyembah kebisuan merajai ketiadakataan. Aku di sini. Aku berdiam diri. Menyeruakan amarah melalui tatapan mata, namun enggan ku melihat kamu.
Sepengecutkah aku yang seperti itu? Lalu bagaimana dengan kamu yang tak berani menawarkan rasa pada sang pengecut seperti aku? 

Sampai akhirnya aku yang berteriak pada jiwa yang kesepian. Tatkala ku pandu semua persemayaman kata yang belum pernah tereja oleh lidah kelu. Kamu terdiam. Mematunglah kamu dengan sejuta perasaan yang sudah kau tinggalkan. Lalu berteriak mencaci waktu dan keadaan.

Dan kemudian…

Aku bersembunyi. Dari ketiadakataan rasa yang tak terucap aku bersembunyi. Cukup saja hati kita yang berteriak. Cukup hati kita yang mengadu pada ketidak adilan keadaan. Haruskah kita menangis? Mengemis pada remah waktu yang tak bisa kita gapai? Untuk apa kita mengejar? Untuk apa kita merangkak mengumpulkan butiran detik-detik yang telah kita ludahi sendiri.

Menerobos ruang lingkup yang bernama kehampaan. Kamu mencoba memaksakan. Namun aku tersakiti. Lagi-lagi kita berteriak mengadu pada ketiadakataan yang terlambat untuk tereka. Ini salah ku. Sudah aku ungkapkan ketidak adilan ini semua asalnya dari aku. Aku takut. Dan kemudian aku bersembunyi.

Hingar bingar di luar menerpa kesombongan hati yang tak juga mau mengakui bahwa kita sedang berjudi dengan himpitan keegoisan rasa. Kita yang selalu meneriakan kepada senja untuk mempercepat malam. Tak akan pernah takut dengan gelap yang dirasa. Seperti itulah kita. kesombongan itulah kita.

Hmmmm… sudahlah :) 

No comments:

Post a Comment