Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Thursday, March 22, 2012

Just a Little bit Memory hahahaha

A SHORT SCENE.. A LITTLE STORY .. AND A GANK!
(@CIBUBUR, 25 FEBRUARI 2012 , 01.30 AM)

……. Langit tampak semakin gelap. Jalanan mulai terasa lebih renggang. Mars terus mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Sementara Elsa, duduk di sampingnya sambil mengikuti nyanyian yang berasal dari radio. Anye duduk di kursi deretan tengah. Ia duduk tepat di belakang elsa bersama Dinni. Sepanjang jalan ia hanya memanglingkan wajahnya ke luar jendela, sementara Dinni tampak sibuk mengunyah jajanan yang ia bawa dari perjalanan. Di kursi belakang duduk dua teman mereka, Ipal dan Irvan. Entah sudah berapa jam mereka di jalan, tapi rasanya mulut mereka berdua tidak berhenti mengoceh hal-hal apa saja. Kadang ucapan-ucapan mereka menimbulkan tawa diantara lainnya.
“Nye, diem aja dah lu!” sahut Irvan dari kursi belakang.
“Iya, diem aja dah lu.” Sambung Ipal.
“Apa sih lu pal, gua ngomong diikutin bae.” Omel Irvan.
“Anye lagi galau!” teriak Elsa dari kursi depan. Anye yang memang sepertinya sedang hilang mood itu hanya tersenyum kecil sambil menoleh ke belakang.
“Eh, ini jadinya mau kemana nih?” tanya Mars. Mars melirik jam digital yang terdapat di dashboard mobilnya. Angka tengah menunjukan hampir pukul satu malam. Sebelumnya mereka habis meninggalkan daerah puncak, dan tampaknya mereka masih ingin pergi ke suatu tempat.
“Jadi mau ke lokasi shooting bokap lo gak , Din?” Elsa menoleh ke belakang. Dilihatnya Dinni tengah serius menatap layar handphone.
“Eh, iya dong gue mau ketemu bokap lo, Din.” Sahut Irvan. “Ketemu si Madun!” ucapnya disambut tawa dari teman-temannya lagi.
“Jiaah, madun. Mau ke temu bokap gue apa brondongnya Anye nih?” ledek Dinni. Suara tawa kembali terdengar dari kursi paling belakang. Irvan dan Ipal tidak ada henti-hentinya langsung bersahut-sahutan. Elsa dan Mars juga tidak bisa menahan tawa. Anye sendiripun yang semula diam langsung menoleh pada Dinni sambil terseyum-senyum.
“Bentar, gue lagi sms bokap gue nih.” Sahutnya tanpa melepas pandangan dari layar handphone. Tidak lama kemudian, Dinni berseru dan mengatakan kalau mereka bisa lanjut pergi ke Cibubur untuk mengujungi tempat lokasi shooting. Kebetulan, Ayah Dinni adalah salah satu pemain dalam sebuah sinetron dan saat ini sedang berada di lokasi Shooting.
Mars langsung mengendarai mobilnya menuju daerah Cibubur. Namun di tengah jalan, Dinni mendapat kabar jika lokasi shooting Ayahnya pindah ke sebuah perkemahan yang masih di daerah Cibubur.
“Eh, puter balik!” seru Dinni.
Saat itu Anye agak memajukan duduknya. Ia memeluk sandaran kursi yang di duduki Elsa. Tangan Elsa langsung meraih tangan Anye yang terjulur ke depan. “Lo kenapa , Nye?” tanyanya dengan suara perlahan.
“Duh, perasaan gue gak enak banget nih.”
“Kenapa sih? Gara-gara mau ketemu si Baron ya?”
Anye tertawa kecil, “Entah nih. Deg-deg-an aja bawaannya.”
“Cieeee.. nanti kenalin ya.” Ucap Elsa sambil menepuk-nepuk punggung tangan Anye.
Setelah bertanya sana-sini akhirnya mereka dapat menemukan jalan masuk ke dalam perkemahan yang dimaksud. Saat itu sekitar tampak sepi bagaikan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hanya ada seorang satpam yang berjaga di depan pintu masuk.
“Pak, di dalam lagi ada shooting kan?” teriak Dinni setelah membuka jendela mobil.
“Iya neng. Lurus aja terus belok kanan, lewatin danau ya.” Ucap si pak satpam. Mars pun langsung kembali menjalankan mobilnya setelah mendapat instruksi dari si pak satpam.
“Anjir, serem banget satpamnya.” Ucap Ipal.
“Au tuh. Nepak gak tu kaki nya?” tanya Irvan.
Dinni yang memang paling penakut diantara teman-temannya langsung terlihat kesal mendengar ucapan Irvan barusan. Irvan dan Ipal langsung tertawa lantang dan terus saja mengoceh.
Mars terus menjalankan mobilnya perlahan. Semua tampak sunyi. Jalanan berkabut tipis dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Mata mereka terus mencari ke sekeliling. Semua tampak sepi dan tidak ada tanda-tanda orang yang melakukan kegiatan shooting. Mendadak suasana di dalam mobil yang semula ramai menjadi sepi. Udara pun terasa sangat dingin.
“Eh, ini kemana lagi nih?” tanya Mars yang mulai memelakan mobilnya.
“Kata si bapak tadi kan lurus terus abis itu belok kanan!” sahut Elsa. Mars kembali menjalankan mobilnya, namun yang mereka dapati suasana makin sepi dan jalanan semakin berkabut. Mars pun membelokan mobilnya ke arah kanan sesuai dengan perintah teman-temannya yang lain.
Kali ini jalanan berbeda dengan sebelumnya. Jalan itu terlihat hanya satu arah dan terlihat sedikit becek. Sementara mereka tidak mendapati rumah-rumah atau kemah-kemah melainkan hanya hutan di kanan kiri. Semakin lama, jalanan di depan semakin tidak terlihat. Kabut tebal tampaknya menutupi arah pandang ke depan. Padahal Mars sudah menggunakan lampu jauh untuk menerangi jalan. Tapi entah mengapa, mereka bagaikan tidak mendapati ujung dari jalanan yang mereka lewati.
“Anjrit! Ini jalan serem amat sih!” sahut Elsa dengan suara perlahan.
“Tanah gini nih kanan kiri, becek lagi.” Ucap Mars.
“Gue ngebayangin ada yang nongol di depan.” Anye berbicara dengan suara perlahan tapi ternyata sambutan dari teman-temannya sungguh luar biasa. Irvan dan Ipal tampak kesal sementara Dinni terlihat mulai panik. Dilihatnya Dinni yang tampak tidak mau menoleh ke jendela. Ia sibuk dengan handphonenya.
“Heh! Sembarangan deh ngomongnya!” omel Irvan kesal.
“Au nih, gue kan di belakang. Entar kalo ada yang ngikut gimana?” Irvan langsung mengomel pada Ipal. “Hah! Ini lagi nyerem-nyeremin aja!”
“Duh, Bokap gue kemana sih?” Dinni mulai terdengar panik. “Janga-jangan kita nyasar lagi!”
“Buruan, Din telfon bokap lo!” suruh Irvan. Tampak nya ia juga mulai panik.
“Apa puter balik aja ya?” saran Dinni.
“Gak bisa, Din!” sahut Mars cepat, “Lo gak liat ini kanan kiri tanah. Mau muter dimana?”
Anye sendiri mulai menundukan kepalanya. Ia tidak berani melihat ke depan. Sementara Dinni masih panik. Anye mencoba untuk meraih tangan Elsa yang ada di depannya. Elsa pun langsung menggenggam tangannya dengan erat.
“Anjir gue takut banget ada yang nongol kayak kata lo tadi, Nye!” ucap Elsa.
“Nah, nah! Itu Mars!” seru Ipal tiba-tiba. Ia melihat pinggir jalan yang tampaknya dapat digunakan Mars untuk memarkirkan mobilnya. Ipal dan Irvan masih terdengar berisik. Berseru mengeluarkan pendapatnya. Namun mereka berdua justru membuat Dinni semakin takut. Sesekali Anye mengintip untuk melihat ke depan.
Setelah Mars berhasil memarkirkan mobilnya dan berbalik arah, tidak lama mobil Mars langsung berhenti mendadak dan susah untuk di-start-er kembali. Suasana makin tambah panik. Terutama Dinni. Ia mulai menyebutkan ayat-ayat Al-qur’an.
“Din! Diem apa sih. Makin serem tau gak! Omel Irvan. Tapi tampaknya Dinni tidak begitu menggubris omelan Irvan. Ia memang benar-benar sangat ketakutan. Belum lagi Elsa dan Ipal yang terdengar megomeli Mars.
“Koplingnya Mars!” bentak Elsa.
“Matiin dulu Mars mobilnya!” timpal Ipal.
“Iya iya gue tau!
” Mars juga mulai terdengar panik. Ia memang berkali-kali mencoba menyalakan mobilnya tapi tetap tidak berhasil. Elsa, Ipal dan Irvan mulai sibuk mengomel sehingga suasana makin terasa mencekam. Sudah gitu mereka tidak tahu saat ini berada di mana. Kabut semakin tebal dan kanan kiri hanya terlihat hutan gelap.
“Pah! Dinni nyasar Pah!” teriak Dinni sambil menelfon Papahnya. “Di hutan, Pah. Hutan, Pah. Hutan, Pah!” dari nada bicara Dinni sepertinya ia benar-benar ketakutan.
“Ini lagi apaan sih hutan-hutan!” omel Ipal. Anye yang awalnya ketakutan justru langsung tertawa kecil mendengar Dinni. Ipal kembali lagi mengomel. “Ini lagi ketawa, entar kalo kesurupan gimana!”
“Tenang dong tenang!” sahut Mars.
Elsa menoleh ke belakang. Ia tidak mau melihat ke depan. “Duh, kalau kayak gini gue udah inget kayak di film horror nih!” sahutnya sambil menoleh pada Anye.
“Hush! Hush! Udah dong jangan sembarangan ngomongnya!” omel Irvan kesal.
“Loh, kita kan emang lagi di film.” Sahut Anye tidak nyambung. Ia hanya mencoba untuk meredakan suasana agar tidak semakin panik.
“Iya, tapi kan kita ceritanya di film komedi, bukan horror!” timpa Ipal. Dinni masih terdengar berteriak “hutan-hutan”.
“Ini gara-gara mobil baru kali nih.” Sahut Irvan makin gak jelas.
“Apa hubungannya sama mobil baru!” Elsa terdengar sangat sewot.
Namun tidak lama akhirnya mobil Mars berhasil dinyalakan. Buru-buru mereka pergi dari tempat menyeramkan itu dan kepanikan pun mulai menyusut…..
….continue

Thursday, March 8, 2012

TULANG RUSUK

seorang teman pernah menceritakan kisah ini pada saya...


Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”
Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”
Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

"Talking About You..."

I remember the things..
That I try to forget..
Forget the things..
That I wanna remember..

And its you..

I'm talking about you..

I always knew looking back on the tears..

Would make me laugh..
But I never knew..
Looking back on the laugh..
Would make me cry..

And its you..

I'm talking about you..


No matter how loud I laugh..

I’m still not happy..
No matter how hard I cry..
The sadness inside grows..
The more people love me..
The more I feel empty..
I just need you to love me for all the pain to go.. ♥

WHY

Why is it so easy to love..
And yet so hard to be loved back..??
Why should I feel..
Such if destiny permits me not..??

Just when questions seemed endless..

It suddenly became clear..
You came not to love me..
But to teach me how to love..
Then you walked away..
without any idea how much I’ve learned..
and how much it hurts..


Why do I have to fall..

If its you I can't have ??
Why is there a you and me..
But never be an us ??

Just when questions seemed endless..

It suddenly became clear..
You came not to love me..
But to teach me how to love..
Then you walked away..
without any idea how much I’ve learned..
and how much it hurts..

Sometimes I get so fed up..

that I just want to walk away from you..
But what hurts me is..
that I know you’re not going to follow..

"ketika si bodoh menyukai si penjahat"

Pernah mendengar cerita tentang si bodoh yang jatuh cinta??

Si bodoh tinggal di sebuah kota yang isinya semua lelaki adalah penjahat. Suatu saat si bodoh menyukai salah satu penjahat. Si bodoh menitipkan semua hartanya kepada si penjahat. Sekali hartanya tidak kembali lagi, si bodoh biasa saja. Sampai ia terlalu sering menitipkan harta nya kepada si penjahat.


Si bodoh tahy kalau hartanya tidak akan kembali, tapi si bodoh terlanjur mencintai penjahat itu. Tidak hanya harta benda, semua hal harga diri pun ia berikan kepada si penjahat.


Lalu, apa penjahat itu akan tersentuh?

Tidak! Karna ia tahu itu adalah si bodoh. Dan apa perlu penjahat itu mencari dan mengejar harta dari si bodoh?
Tidak! Karna si bodoh akan datang sendiri, menawarkan bahkan memberikan hartanya tersebut untuk si penjahat.
Si bodoh pun memiliki harapan yang bodoh. Berharap "suatu saat nanti penjahat akan melihat ketulusan hatinya."

Namun, apa yg terjadi ketika si penjahat justru menyukai si cantik? Si bodoh tetap datang pada si penjahat itu. Tetap datang menawarkan dan memberikan apa yg masih ia punya kepada si penjahat itu. Karna ia adalah si bodoh.


Ketika si bodoh meninggalkan si penjahat itu dan berpaling pada orang lain. Dengan siapa ia bertemu? Tentu dengan penjahat yang lainnya. Karna ia masih berada di kota yang sama. Dan si bodoh memulai dari awal. Menawarkan dan memberikan apa yg ia punya kepada si penjahat barunya.


Kenapa si bodoh tidak pergi saja dari kota tersebut? Dan menemukan orang-orang yang baik di luar sana? Apakah karna ia bodoh sehingga ia tidak tahu cara keluar dari kota tersebut??

Bukan karna itu. Sedikitpun si bodoh tidak pernah berfikir ada kota lain di luar sana.
Karna ia sedang menikmati sisa sisa dari kebodohan nya. Dan ternyata ia menikmatinya. Dan parahnya ia merasa senang bahkan mulai terbiasa dan tidak bisa melepaskan kebodohan nya.

Monday, March 5, 2012

About Her


Dalam hidup ini memang ada sebuah istilah yang mengatakan dimana “wanita yang kuat tidak akan menceritakan masalahnya kepada semua orang. Ia hanya akan berbagi kepada orang-orang yang perduli dengannya.” 



Ada satu cerita, dimana wanita itu dikenal sebagai wanita yang sangat kuat. Bukan hanya orang saja yang beranggapan seperti itu, dirinya sendiri pun sangat menyadari hal tersebut. Dirinya sendiri sangat mengetahui kalau tidak ada satupun yang dapat menjatuhkan dirinya, sekalipun dunia tengah runtuh, ia tetap akan berdiri tegar dan tersenyum. Tidak berpura-pura, itu karna dirinya sangat kuat.
Tentu ada alasan dimana dirinya bisa begitu sangat tegar. Teman-teman, sahabat, keluarga, dan sejuta pasang mata dan sejuta hati banyak yang sayang kepadanya. Banyak pembelaan yang mampu membuatnya bertahan dari apapun. 

Berarti apakah ia sebenarnya orang yang pengecut? Tidak. Ia berani untuk menghadapi apapun. Ataukah sebenarnya ia tidak sadar bila dirinya adalah seorang pengecut? Tidak ada yang tahu. Tidak dengan orang lain. Tidak pula dengan dirinya sendiri. 

Suatu ketika ia mencintai seseorang yang sangat hebat. Sangat rupawan. Sangat dihormati oleh banyak orang. Sangat dipuja. Dikelilingi oleh banyak teman. Seketika wanita ini sangat tertarik ingin mencoba untuk menyentuh hidup pria hebat itu. Ia yakin pria itu memiliki hati yang sangat lembut. Yang akan dengan mudah dapat ia sentuh dengan ketulusannya. 

Menyenangkan, karna ketika wanita itu mengatakan pada seluruh dunia, tidak perduli perbedaan kasta, perbedaan keyakinan, seluruh dunia ikut berseru dan berdoa untuknya. bagai mendapat ribuan pelukan hangat wanita itu tidak ada henti-hentinya mendapatkan semangat dari sekian banyak orang yang mendukungnya. Memberi keyakinan padanya untuk menyentuh hidup pria itu. 

Dengan ketulusan yang begitu banyak, wanita itu semakin mencintai pria itu. Segala hal ia lakukan. Ia lakukan untuk mempersiapkan hati dan mempersiapkan sesuatu yang kiranya dapat membahagiakan pria itu. Walaupun ada sedikit, sangat sedikit, yang menyuruhnya untuk mundur. Tapi itu semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan banyaknya orang yang selalu menyemangatinya. 

Dan ternyata, pria itu berhati dingin. Bukan untuk seluruh dunia, namun untuk dirinya sendiri. Wanita itu berfikit “apakah lebih baik saya menyerah saja?” lalu sambutan dari orang-orang yang menyayanginya terus berkata untuk jangan menyerah. Cobalah dulu baru boleh mengucapkan kata menyerah. Wanita itu tentu tidak mau menyerah. Ia yakin kalau ia cukup kuat untuk menghadapi susahnya dan kerasnya hati pria tersebut. kalaupun akhirnya ia harus kalah, ia tidak akan membenci pria itu. Dan ternyata memang nyatanya dan pada akhirnya, segala usahanya, ia tetap menjadi orang yang kalah. Bukan karna pria itu terlalu sempurna untuknya, tapi memang ada beberapa hal yang membuatnya tidak bisa memiliki pria itu. 

Wanita itu bersedih. Ia tidak malu untuk menunjukan kesedihannya pada dunia. Tapi, tidak menceritakan pada dunia pun, seluruh orang di dunianya langsung menyemangatinya. Menghibur. Dan terus memberikan kata-kata yang mampu membuat hatinya hangat. Memberikan telinga yang mau mendengarkannya kapanpun dan berapa lamapun. Dan wanita itu hanya menangis satu malam. Esok hari, walaupun dengan hati yang masih amat mencintai dan terluka, ia tetap bisa tertawa. Tidak di buat-buat. Tidak berpura-pura. Ia tertawa benar-benar di dalam hatinya. Seluruh dunia tersenyum padanya. Memberikan kemenangan untuknya yang tidak ternilai harganya. Dunianya memang runtuh seketika, tapi tidak dengan dirinya.

Sunday, March 4, 2012

nevermind

Haruskah merasakan sepi baru bisa mendeskripsikan hati yang tak pernah mau mengakui kesendirian? Sebegitu takutkah dirinya atas ketiadaan orang-orang yang tak menyiratkan pandangan mata untuknya? Tak mau menyadari ketidak haluan hati yang tak pernah bisa terealisasikan? 

Mencari sampai tidak tahu ujung. Mencari tak perduli apa kah akan bernuansa kebaikan ataupun sakit yang menyayat hati. Tidak perduli bila orang-orang meneriakan kesalahan jika hati tidak dapat menentukan pikiran arah yang memang tidak sempat ataupun tidak ingin ia ketahui. 

Ia hanya tidak tahu tidak bisa menjelaskan tidak tahu harus bagaimana bila sepi itu mencekap. Mengoyakan seluruh jiwa dan raga. Terus menggerogoti hatinya sampai ke tulang yang paling dalam. Menyesakan jiwa sampai tidak bisa mengeluarkan airmata. 

Ia terus membuka matanya. Berpura-pura jika dirinya ada di dunia nyata. Menipu dan membodohi relung sukmanya untuk menanamkan pemikiran jika hatinya sedang bahagia. Menanamkan pemikiran dan perasaan bila dunianya sedang dalam keadaan sangat baik. Tak perduli ia dikutuk sang rasa iri dan dengki. Dicaci sang rasa ketidak puasan dan amarah. 

Meraka hanya ingin diakui sedikit saja. Akui sedikit saja. Tapi ia tetap berdiam dan tidak akan mendengarkan sang sepi mencaci dan memaki untuk minta diperhatikan. Sungguhnya hatinya makin terkikis. Sedih....