Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Sunday, March 4, 2012

nevermind

Haruskah merasakan sepi baru bisa mendeskripsikan hati yang tak pernah mau mengakui kesendirian? Sebegitu takutkah dirinya atas ketiadaan orang-orang yang tak menyiratkan pandangan mata untuknya? Tak mau menyadari ketidak haluan hati yang tak pernah bisa terealisasikan? 

Mencari sampai tidak tahu ujung. Mencari tak perduli apa kah akan bernuansa kebaikan ataupun sakit yang menyayat hati. Tidak perduli bila orang-orang meneriakan kesalahan jika hati tidak dapat menentukan pikiran arah yang memang tidak sempat ataupun tidak ingin ia ketahui. 

Ia hanya tidak tahu tidak bisa menjelaskan tidak tahu harus bagaimana bila sepi itu mencekap. Mengoyakan seluruh jiwa dan raga. Terus menggerogoti hatinya sampai ke tulang yang paling dalam. Menyesakan jiwa sampai tidak bisa mengeluarkan airmata. 

Ia terus membuka matanya. Berpura-pura jika dirinya ada di dunia nyata. Menipu dan membodohi relung sukmanya untuk menanamkan pemikiran jika hatinya sedang bahagia. Menanamkan pemikiran dan perasaan bila dunianya sedang dalam keadaan sangat baik. Tak perduli ia dikutuk sang rasa iri dan dengki. Dicaci sang rasa ketidak puasan dan amarah. 

Meraka hanya ingin diakui sedikit saja. Akui sedikit saja. Tapi ia tetap berdiam dan tidak akan mendengarkan sang sepi mencaci dan memaki untuk minta diperhatikan. Sungguhnya hatinya makin terkikis. Sedih....

No comments:

Post a Comment