Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Wednesday, June 27, 2012

Cerita Pendek - Finding Farah 2

“Farah? Emang wajah saya mirip Farah ya? Saya bukan Farah, Mbak. Emang secantik apa sih si Farah sampai-sampai Mbak nyangkain saya Farah?” Wanita itu tertawa kecil mendengar celotehan Nika.
“Aduh maaf. Saya kira kamu adik saya. Soalnya dari jauh kamu mirip banget sama Farah. Tinggi nya, panjang rambut nya…”
“Terus mukanya?”
Lagi-lagi wanita itu tertawa kecil. Membuat Nika lagi-lagi terpesona kepadanya. Wanita ini benar-benar cantik. Mungkin usianya hampir sama dengan Kak Sasha.
“Hahaha. Gak tahu nya aku salah orang. Maaf ya?”
“Iya. Gak apa-apa, Mbak. Emang mbak lagi janjian sama adiknya di sini?”
Wanita cantik itu menyodorkan tangannya untuk mengajak berkenalan. “Panggil aja saya Wina.” Nika tersenyum sambil membalas menyodorkan tangannya dan menyebutkan namanya.
“Saya gak lagi janjian sama Farah. Saya justru lagi mencari Farah. Udah seminggu dia gak pulang ke rumah.”
“Kok bisa gak pulang? Gimana ceritanya?”
“Terakhir dia marah sama saya dan gak pulang lagi sampai sekarang.”
“Hah? Kabur maksudnya?” Nika tertegun dalam hati. Entah mengapa ada perasaan geli sendiri dalam hatinya. Ternyata bisa dibilang adik Wina hampir sama dengan dirinya saat ini yangs edang kabur. Tapi, apa iya Wina yang cantik dan terlihat sangat lembut ini sama seperti Kak Sasha yang cerewet dan bawel sehingga si Farah sampai kabur dan tidak pulang sampai satu minggu? Pikirnya.
Wajah Wina mulai terlihat sedih membuat Nika jadi simpati padanya.  “Saya gak tau pasti, saya cuma takut terjadi apa-apa sama Farah. Dia sama sekali gak bisa dihubungin.” Tapi kemudian Wina kembali tersenyum. “Hmmm, ya sudah kalau gitu. Saya mau cari Farah lagi. Terimakasih ya Nika.”
Wina mulai melangkah perlahan. Dan kini Nika melihat sosok Wina yang semakin menjauh. Wina berjalan menuju sekitaran Museum Fattahilah.  Entah mengapa tiba-tiba Nika jadi merasa kasihan dengan Wina. Mengingat wajahnya Wina yang begitu sedih saat bercerita tentang Farah, Nika berniat ingin membantu Wina sebentar untuk mencari Farah. Tanpa berfikir lagi, Nika langsung berlari menghampiri Wina sambil menenteng tas-nya yang lumayan besar. Setelah dipikir-pikir, ia seperti orang yangs edang ingin pulang kampung.
“Kak Wina! Aku ikutan bantuin cari Farah ya?” ucap Nika sambil terengah-engah.
Wina sempat menghentikan langkah kakinya saat mendengar teriakan Nika. Ia tertawa kecil saat melihat Nika ada di dekatnya. “Loh? Kamu bukannya mau pergi? Itu udah bawa tas besar kayak gitu?”
“Oh.” Nika terdiam sesaat. Tidak mungkin ia mengatakan pada Wina jika dirinya juga sedang kabur dari rumah. “Aku abis nginep di rumah saudara. Lagipula aku gak ada kegiatan sampai nanti malam, jadi aku mau bantuin Kak Wina aja sebentar.”
Wina menyiratkan senyum bahagianya.
“Oh gitu. Terimakasih ya.”

***

Nika bersama Wina duduk di depan sebuah warung kecil yang berada di dekat Museum Fattahilah. Si Ibu pemilik warung memberikan masing-masing satu botol minuman dingin yang sebelumnya telah dibuka. Tenggorokan Nika terasa dingin ketika ia mulai menyedot isi minuman itu ke dalam mulutnya. Sesekali ia melirik Wina yang ada di sampingnya. Wajah cantik Wina tetap tidak bisa menutupi kalau ada perasaan sedih yang sedang dirasakannya.
“Oh iya Kak Wina. Farah itu orangnya kayak gimana?” Wina sedikit kaget mendengar suara Nika. Terlihat sekali kalau ia sedang melamun. Wina langsung tersenyum sambil mencari sesuatu di dalam tas nya.
“Paling usia Farah ngga jauh dari kamu.” Wina menyerahkan sebuah foto yang ia ambil dari dalam dompetnya. Nika meraih foto tersebut. Ternyata Farah tidak kalah cantik dari Kakak-nya. Bahkan mereka seperti anak kembar. Rasanya ia tidak perlu susah-susah untuk mengingat wajah Farah dalam foto karna Farah sangat mirip dengan Wina. Hanya saja Farah memiliki warna rambut sedikit gelap dibandingkan rambut Wina yang agak kecoklatan.
“Farah kelas berapa Kak Win?” Tanya Nika sambil mengembalikan foto Farah kepada Wina.
“Kelas dua SMA. Kalau kamu?”
“Aku kelas tiga SMA. Hmmm, emang kita mau cari kemana? Kok Kak Wina bisa kepikiran untuk mencari Farah di daerah Kota Tua sih?”
“Karna ini tempat kesukaan dia sama teman-temannya. Aku juga tau dari teman-teman sekolah-nya Farah. Makanya aku paling sering nyari ke tempat ini.”
“Tapi Kak Wina udah Tanya ke semua teman-teman sekolah-nya? Atau lapor polisi? Atau bikin selebaran pengumuman orang hilang gitu?”
“Semua teman sekolahnya udah aku tanyain. Gak ada yang tahu. Tapi aku gak bakal nyerah. Aku bakal cari Farah sampai dapat.” Wina sempat terdiam dan berfikir sesaat. Tak lama ia kembali berseru pada Nika. “Eh tapi ide kamu soal membuat selebaran tentang pengumuman orang hilang, boleh juga tuh.”
“Gimana kalau kita buat sekarang? Tadi kan kita sempat lewat di toko percetakan gitu. Nanti aku bantu menempel selebaran-selebarannya deh.” Ucap Nika semangat. Ia juga tidak tahu kenapa ia bisa sangat semangat untuk membantu Wina mencari Farah. Wina pun langsung tersenyum senang dan menerima ajakan Nika untuk pergi ke tempat percetakan di dekat Museum tersebut.

No comments:

Post a Comment