“Nak, Julian. Ada yang ingin tante bicarakan dengan kamu.”
“Saya tahu, saya salah.”
“Tidak apa-apa. Nak Julian dengarkan tante dulu…”
“Saya menyayangi Kina, tante…”
“Nak Julian tidak salah. Kina yang salah. Kina yang bertindak seolah-olah
dia yang paling mencintai kamu di dunia ini. Kina yang ingin melindungi kamu
tanpa sadar kalau dirinya yang paling membutuhkan perlindungan. Baru pernah
tante melihat ada orang yang begitu mencintai seseorang sampai-sampai rela
mengorbankan harga dirinya, masa depannya, dan kehidupannya sendiri. Kina
sangat mencintai kamu melebihi apapun di dunia ini. Kina teramat sangat
mencintaimu sampai-sampai ia ingin melindungi kehidupan mu dengan cara apapun.
Semenjak tahu dirinya telah mengandung anak mu, buru-buru ia menarik
dirinya dari kehidupan kamu. Ia benar-benar tidak ingin merusak masa depan mu
dengan kehamilannya ini. Ia tidak mau melihat kamu bimbang, karna menurutnya
hidup jauh lebih berharga ketimbang kehidupannya sendiri. Makadari itu ia pergi
meniggalkan mu. Itu adalah pilihannya sendiri. Itu yang menurutnya terbaik untuk
orang yang paling dicintainya di dunia ini.
Belum lagi ia juga mencintai anak kalian dengan segenap jiwa raganya.
Tante sempat tidak menghendaki kehamilannya. Tapi dengan kesungguhannya ia
tetap mempertahankan kehamilannya. Tante melihat dengan mata kepala tante
bagaimana kesungguhannya ia mencintai anak mu yang sedang dikandungnya itu. Dia
mencintai mu dengan caranya sendiri. Dengan pilihan-pilihan yang ia jalani
sendiri.”
“Saya juga sangat mencintai Kina tante. Kalau saja dari awal Kina mau
jujur dan mengatakan semuanya, mana mungkin saya mau meninggalkannya. Justru
sekarang saya sangat lega ketika tahu anak yang dilahirkannya adalah anak saya.
Saya tidak akan lagi membiarkannya menjalani semua ini sendiri.”
“Julian. Tante sangat lega mendengar kalau kamu ternyata juga sangat
mencintai Kina. Tujuan tante ingin bertemu dengan Julian hanya ingin
menyampaikan hal itu saja. Julian tidak perlu berbuat apa-apa lagi. Satu hal
lagi yang nak Julian harus tahu bahwa,”
“……”
“…..”
“Kina telah mencintai mu hingga akhir hayatnya.”
***
Kina meninggal dunia pada saat proses operasi kelahirannya berlangsung. Bahkan anak dalam kandungannya pun juga tidak
terselamatkan. Mami tidak membenci Julian karna anaknya sangat teramat
mencintai Julian. Justru ia sangat sedih karna Kina tidak sempat mengetahui
kalau ia tidak sedang mencintai seorang diri.
Kemarin, saat menemui Julian, Mami sempat memberikan surat yang ditulis
Kina untuk anaknya kepada Julian. Pada hari yang sama Julian pergi ke makam
Kina. Dengan lapang dada ia mengikhlaskan apa yang telah terjadi walaupun ia
tidak dapat membohongi hatinya yang begitu sedih. Ia menitikan air mata saat
berada dipemakaman Kina.
Pemakaman kala itu terlihat semakin sepi. Orang-orang yang mengantar
Kina menuju ke tempat peristirahatan terakhir mulai berangsur-angsur pergi.
Angin berhembus perlahan. Daun-daun bergoyang perlahan di atas pepohonan.
Julian menduduki sebuah kursi taman yang masih berada di sekitar pemakaman. Ia memegang
surat yang tadi dititipkan Mami nya Kina kepadanya dan mulai membacanya
perlahan. Ia tahu surat itu ditulis Kina dan ditujukan kepada anak mereka yang
juga bernama Julian…
Julian sayang,
Maaf kalau Mama gak bisa
bersama kamu, nak..
Mama harus pergi ketempat
yang jauh.
Tapi kamu harus ingat kalau
selamanya Mama akan ada terus di hati kamu.
Jadi anak yang baik ya, nak.
Julian harus sayang sama
Nenek, sama Kakak Dira.
Mama sangat menyayangi
mereka, jadi Julian juga harus lebih sayang sama mereka.
Dan tentang siapa Papa
Julian, Julian ga usah takut.
Dia satu-satunya alasan Mama
kenapa begitu menginginkan kamu ada di dunia ini.
Mama mencintai dia lebih
dari apapun,
Sama besarnya kepada kamu.
Mama sangat beruntung telah
dipertemukan dengan Papa kamu di dunia ini.
Dan Mama yakin, Papa juga sangat
mencintai kamu.
Kamu harus tahu satu hal,
nak
Kadang ada beberapa hal di
dunia ini yang memang tidak bisa dipaksakan.
Seperti kebersamaan Julian,
Mama dan Papa.
Namun kita bertiga memiliki
hati yang sama yang membuat kita tidak bisa dipisahkan.
Selamanya Mama mencintai
kamu, Julian…….
Julian tersenyum membaca kalimat terakhir surat itu. Entah mengapa ia
juga merasa jika kalimat terakhir ditujukan kepadanya. Julian melipat surat
tersebut sambil sesekali menyeka air matanya. Ia harus tetap menjalani
kehidupannya sebaik mungkin. Menghargai apa yang sudah dilakukan Kina untuknya.
Angin sore menerpa wajahnya. Terasa sejuk. Hanya dengan menutup mata,
Julian merasa seolah-olah saat ini Kina sedang memperhatikannya. Ia tersenyum
bahagia. Julian tidak akan menghabiskan hari-harinya dengan kesedihan.
Penyesalan tidak ada gunanya. Ia berjanji pada Kina untuk selalu tegar. Julian
tidak akan menyia-nyiakan apa yang telah dikorbankan dan diperjuangkan
untuknya.
Tidak ada yang salah dengan perasaan cinta yang dimiliki Kina. Cinta itu
datangnya dari Tuhan. Jika kita akan bahagia bila kita tahu bagaimana caranya
mencintai dengan tulus tanpa mengharapkan apa-apa. Ia beruntung dicintai oleh
Kina sedemikian besarnya. Kina juga pasti mengetahui, jika dirinya juga mencintai
Kina….
the end
No comments:
Post a Comment