Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Wednesday, June 27, 2012

Cerita Pendek - Finding Farah 4

Wina mulai menitikan air mata. Nika sangat merasa sedih dengan cerita Wina. Kebalikan dengan dirinya yang tidak pernah mau mengerti dan memperhatikan Kakak-nya yang begitu sayang kepadanya. Ia tahu Wina sangat menyesal. Ada perasaan terpukul yang juga dirasakan Nika saat itu. Tiba-tiba saja ia merasa bersalah pada Sasha. Dan ia berfikir, sedang apa Kak Sasha sekarang? Kenapa sikapnya bisa begitu kasar kepada Kakak kandungnya sendiri?
Belum sempat Wina meneruskan ucapannya, perhatiannya seolah teralihkan dengan hal lain. Ia seperti melihat seseorang di luar jendela. Seperti melihat sesuatu, ia langsung bangun dari kursinya dan berusaha mengejar apa yang baru saja dilihatnya.
“Itu Farah!” teriaknya kencang. Nika jadi ikut terkejut. Buru-buru ia bangun dari kursiya dan menyusul Wina. Tapi saat melewati meja kasir, ia berniat ingin membayar makanan-nya dulu. Ia maklum kalau Wina pergi begitu saja tanpa membayar karna Wina begitu takut kehilangan jejak Farah.
“Berapa, Bu?”
“Udah neng gak usah. Ibu tahu pasti neng teman-nya nak Farah. Cepat kejar non Wina. Takut ada yang jahat sama non Wina. Ibu nanti telfon ke Mamah-nya non Wina supaya menjemputnya. Neng ajak aja untuk melaporkan kehilangan Farah di kantor polisi dekat sana. Cepat neng!”
Nika makin bingung. Nika tidak begitu paham dengan ucapan si Ibu pemilik rumah makan. Ia juga tidak tahu mengapa Ibu itu menyangka jika dirinya adalah temannya Farah. Tapi sebelum dirinya kehilangan Wina, buru-buru menyusul keluar rumah makan untuk mengejar Wina.  Dilihatnya Wina seperti orang kebingungan. Ia kehilangan jejak orang yang diduganya sebagai Farah.
Nika langsung memeluk Wina yang menangis tersedu-sedu. Nika ikut sedih. Tapi ia ingat perkataan Ibu tadi untuk menyuruh nya mengajak Wina mencari Farah di kantor polisi. Lagipula sebentar lagi hari mulai gelap. Lalu pergilah mereka ke kantor polisi yang tidak jauh dari rumah makan tersebut.

***

Jam menunjukan pukul tujuh malam. Sudah hampir dua jam Nika bersama Wina berada di dalam kantor polisi. Anehnya polisi yang menjaga disitu tidak banyak bertanya megenai apa yang terjadi. Dirinya hanya mengatakan jika Wina sedang mencari adik-nya yang hilang, setelah itu, polisi tersebut hanya menyuruh mereka duduk dan menunggu.
Tidak banyak yang Nika lakukan dari tadi. Dia hanya duduk terdiam sedangkan dilihatnya Wina yang duduk di kursi panjang sambil mengangkat kaki dan memeluk lututnya. Wajahnya disembunyikan, tapi Nika bisa tahu kalau Wina sangat sedih.
“Adik sebaiknya pulang dan beristirahat saja. Pasti nona ini sudah merepotkan anda hari ini. Sebentar lagi keluarga nya akan menjemput.” Nika sedikit terkejut mendengar ucapan seorang polisi yang sedang duduk di belakang sebuah mesin tik-nya. Ucapan polisi barusan benar-benar membuat Nika makin bingung. Polisi itu berkata seolah-olah ia tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Nika tidak mau pergi sebelum ia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Namun seluruh pertanyaan yang ada di benak Nika segera terjawab ketika sepasang suami istri datang ke kantor polisi tersebut bersama dua orang pria berpakaian segaram putih.
“Wina!” teriak sang istri ketika melihat Wina. Rupanya ia adalah orang tua Wina. Nika makin bertanya ketika sang istri menangis sambil memeluk Wina. Saat itu tangis Wina mendadak histeris. Dua orang pria yang tadi ikut datang bersama kedua orang tua Wina juga sibuk memegangi kedua lengan Wina. Ternyata Wina langsung histeris dan berteriak kecang. Itu alasan dua orang pria berbaju putih itu memenggangi lengan Wina.
“Sadar nak. Ikhlas-in. Ikhlas-in nak.” Sang istri tidak hentinya menangis sambil memeluk Wina. Nika berusaha mencari tahu ada apa sebenarnya. Dilihatnya sang suami berbicara pada polisi tadi. Namum melihat kegelisahan Nika, sang suami itu menghampiri Nika dan tersenyum kecil. Dari wajahnya saja Nika bisa melihat ada perasaan sedih diwajah pria ini.

No comments:

Post a Comment