Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Wednesday, June 27, 2012

Cerita Pendek - Finding Farah 5

“Ibu pemilik warung yang menelfon kami mengatakan kalau Wina, anak kami, ada bersama kamu. Pemilik warung tersebut sudah tahu sekali siapa kami dan bagaimana kondisi anak kami. Terimakasih sudah membawa Wina ke sini. Entah apa yang terjadi jika Wina bertemu dengan orang jahat.”
“Memang apa yang terjadi dengan Kak Wina, om? Dan kemana perginya Farah?” Nika terlihat sedih dan bingung ketika ia sempat melirik saat ini Wina tidak lagi berteriak histeris, namun Wina menangis sambil tertawa. Tatapannya kosong. Beda sekali dengan kondisinya seharian ini saat bersamanya.
“Hubungan Wina dan Farah memang tidak begitu dekat. Namun sayangnya, Wina baru menyadari betapa ia menyayangi Farah saat Farah sudah tidak ada. Tahun lalu saat pergi merayakan ulang tahun-nya dengan teman-teman, Farah mengalami kecelakaan dan tidak terselamatkan. Bahkan dihari pemakamannya pun, Wina tidak ada. Ia baru menyadari kepergian Farah satu minggu setelah kejadian itu berlangsung. Maka dari itu ia selalu mengatakan kepada orang-orang jika ia sudah kehilangan adik-nya selama satu minggu. Dan ia berfikir jika adik-nya pergi dari rumah karna ulahnya. Wina mengalami depresi yang cukup parah sehingga ia harus melakukan pengobatan kejiwaan.”
Dua orang pria berbaju itu menggiring Wina untuk keluar dari kantor polisi. Nika menangis saat Wina melewatinya. Ia tidak menyangka apa yang telah terjadi pada Wina. Ia baru sadar mengapa tadi orang percetakan sempat mengusir Wina. Atau Ibu pemilik rumah makan yang segera menyuruh membawa Wina ke kantor polisi.
        Ternyata Wina sudah sering mencari Farah di sekitar sini. Kedua orang tua Wina bekali-kali mengucapkan terimakasih kepadanya. Nika menyadari jika perasaan Wina sebagai Kakak begitu besar terhadap adiknya, Farah. Nika sangat menyesal karna ia telah menyia-nyiakan kasih sayang dari Kak Sasha, apalagi saat ini ia hanya tinggal berdua dengan Sasha.
“Kak Sasha, aku mau pulang. Maafin aku ya, Kak. Aku sayang sama Kak Sasha.” Nika tidak dapat membendung air matanya. Ia menangis setelah menelfon Kakaknya, Sasha.

***

Seminggu setelah kejadian tersebut.
Saat pulang sekolah entah mengapa ingin rasanya Nika mampir ke tempat pertama kali ia brtemu dengan Wina. Udara sore sedikit menyejukan hatinya saat itu. Diantara hiruk pikuk kota tua, Nika menemukan sosok Wina yang sedang duduk di area Museum Fatahilah. Nika tersenyum saat melihat keberadaan Wina. Wina tampah tengah duduk di sebuah kursi taman sambil memegangi sebuah kertas-kertas. Ia memakai baju yang sepertinya seperti baju pasien berwarna biru muda. Di dekatnya ada seorang suster yang sedang menemaninya. Dengan langkah perlahan Nika mendekati Wina.
Wina tersenyum manis kepadanya. Rupanya Wina tidak mengingat siapa dirinya. Wina memberikan selembar kertas itu kepada Nika.
Kertas bertuliskan pencarian orang hilang.
Nika berusaha menahan air matanya. Ia menerima selembar kertas itu sambil menatap iba pada Wina.
“Kalau nanti aku bertemu sama Farah, aku akan bilang sama dia kalau Kakak nya sedang mencarinya ya.”
Wina tersenyum kecil. Saat itu pula, Nika mendengar sebuah klakson mobil yang memangil dirinya. Kak Sasha telah menjemputnya. Nika memeluk Wina erat tanpa Wina sadari apa yang sedang terjadi.
Kemudian Nika langsung melangkah perlahan menuju mobil Sasha. Dalam hati ia tertegun. Peristiwa yang dialami oleh Wina telah menyadarkannya. Pencarian seorang Farah yang tidak kunjung datang, membuat ia tersadar, ia tidak akan pernah lagi menyia-nyiakan segala hal yang berharga dalam hidupnya. Ia tidak akan pernah menutup hati untuk cinta yang datang kepadanya, cinta seorang Kakak kepadanya.

No comments:

Post a Comment