Good Morning, Univers!

i dont know if i've ever felt like that :)

Wednesday, June 27, 2012

Letter to Julian Part 7

“Nak, Julian. Ada yang ingin tante bicarakan dengan kamu.”
“Saya tahu, saya salah.”
“Tidak apa-apa. Nak Julian dengarkan tante dulu…”
“Saya menyayangi Kina, tante…”
“Nak Julian tidak salah. Kina yang salah. Kina yang bertindak seolah-olah dia yang paling mencintai kamu di dunia ini. Kina yang ingin melindungi kamu tanpa sadar kalau dirinya yang paling membutuhkan perlindungan. Baru pernah tante melihat ada orang yang begitu mencintai seseorang sampai-sampai rela mengorbankan harga dirinya, masa depannya, dan kehidupannya sendiri. Kina sangat mencintai kamu melebihi apapun di dunia ini. Kina teramat sangat mencintaimu sampai-sampai ia ingin melindungi kehidupan mu dengan cara apapun.
Semenjak tahu dirinya telah mengandung anak mu, buru-buru ia menarik dirinya dari kehidupan kamu. Ia benar-benar tidak ingin merusak masa depan mu dengan kehamilannya ini. Ia tidak mau melihat kamu bimbang, karna menurutnya hidup jauh lebih berharga ketimbang kehidupannya sendiri. Makadari itu ia pergi meniggalkan mu. Itu adalah pilihannya sendiri. Itu yang menurutnya terbaik untuk orang yang paling dicintainya di dunia ini.
Belum lagi ia juga mencintai anak kalian dengan segenap jiwa raganya. Tante sempat tidak menghendaki kehamilannya. Tapi dengan kesungguhannya ia tetap mempertahankan kehamilannya. Tante melihat dengan mata kepala tante bagaimana kesungguhannya ia mencintai anak mu yang sedang dikandungnya itu. Dia mencintai mu dengan caranya sendiri. Dengan pilihan-pilihan yang ia jalani sendiri.”
“Saya juga sangat mencintai Kina tante. Kalau saja dari awal Kina mau jujur dan mengatakan semuanya, mana mungkin saya mau meninggalkannya. Justru sekarang saya sangat lega ketika tahu anak yang dilahirkannya adalah anak saya. Saya tidak akan lagi membiarkannya menjalani semua ini sendiri.”
“Julian. Tante sangat lega mendengar kalau kamu ternyata juga sangat mencintai Kina. Tujuan tante ingin bertemu dengan Julian hanya ingin menyampaikan hal itu saja. Julian tidak perlu berbuat apa-apa lagi. Satu hal lagi yang nak Julian harus tahu bahwa,”
“……”
“…..”
“Kina telah mencintai mu hingga akhir hayatnya.”

***

Kina meninggal dunia pada saat proses operasi kelahirannya berlangsung.  Bahkan anak dalam kandungannya pun juga tidak terselamatkan. Mami tidak membenci Julian karna anaknya sangat teramat mencintai Julian. Justru ia sangat sedih karna Kina tidak sempat mengetahui kalau ia tidak sedang mencintai seorang diri.
Kemarin, saat menemui Julian, Mami sempat memberikan surat yang ditulis Kina untuk anaknya kepada Julian. Pada hari yang sama Julian pergi ke makam Kina. Dengan lapang dada ia mengikhlaskan apa yang telah terjadi walaupun ia tidak dapat membohongi hatinya yang begitu sedih. Ia menitikan air mata saat berada dipemakaman Kina.
Pemakaman kala itu terlihat semakin sepi. Orang-orang yang mengantar Kina menuju ke tempat peristirahatan terakhir mulai berangsur-angsur pergi. Angin berhembus perlahan. Daun-daun bergoyang perlahan di atas pepohonan. Julian menduduki sebuah kursi taman yang masih berada di sekitar pemakaman. Ia memegang surat yang tadi dititipkan Mami nya Kina kepadanya dan mulai membacanya perlahan. Ia tahu surat itu ditulis Kina dan ditujukan kepada anak mereka yang juga bernama Julian…

Julian sayang,
Maaf kalau Mama gak bisa bersama kamu, nak..
Mama harus pergi ketempat yang jauh.
Tapi kamu harus ingat kalau selamanya Mama akan ada terus di hati kamu.
Jadi anak yang baik ya, nak.
Julian harus sayang sama Nenek, sama Kakak Dira.
Mama sangat menyayangi mereka, jadi Julian juga harus lebih sayang sama mereka.
Dan tentang siapa Papa Julian, Julian ga usah takut.
Dia satu-satunya alasan Mama kenapa begitu menginginkan kamu ada di dunia ini.
Mama mencintai dia lebih dari apapun,
Sama besarnya kepada kamu.
Mama sangat beruntung telah dipertemukan dengan Papa kamu di dunia ini.
Dan Mama yakin, Papa juga sangat mencintai kamu.
Kamu harus tahu satu hal, nak
Kadang ada beberapa hal di dunia ini yang memang tidak bisa dipaksakan.
Seperti kebersamaan Julian, Mama dan Papa.
Namun kita bertiga memiliki hati yang sama yang membuat kita tidak bisa dipisahkan.
Selamanya Mama mencintai kamu, Julian…….

Julian tersenyum membaca kalimat terakhir surat itu. Entah mengapa ia juga merasa jika kalimat terakhir ditujukan kepadanya. Julian melipat surat tersebut sambil sesekali menyeka air matanya. Ia harus tetap menjalani kehidupannya sebaik mungkin. Menghargai apa yang sudah dilakukan Kina untuknya.
Angin sore menerpa wajahnya. Terasa sejuk. Hanya dengan menutup mata, Julian merasa seolah-olah saat ini Kina sedang memperhatikannya. Ia tersenyum bahagia. Julian tidak akan menghabiskan hari-harinya dengan kesedihan. Penyesalan tidak ada gunanya. Ia berjanji pada Kina untuk selalu tegar. Julian tidak akan menyia-nyiakan apa yang telah dikorbankan dan diperjuangkan untuknya.
Tidak ada yang salah dengan perasaan cinta yang dimiliki Kina. Cinta itu datangnya dari Tuhan. Jika kita akan bahagia bila kita tahu bagaimana caranya mencintai dengan tulus tanpa mengharapkan apa-apa. Ia beruntung dicintai oleh Kina sedemikian besarnya. Kina juga pasti mengetahui, jika dirinya juga mencintai Kina….



the end 

No comments:

Post a Comment